1.
Keluarga
Keluarga
adalah tempat berteduh seorang anak. Pokoknya Home Sweet Home. Itu yang
penting. Kok bisa? Soalnya, ada temanku lho yang dikeluarganya selalu konflik.
Hasilnya, dia menjadi anak yang sensitif sekali. Waktu itu aku memandang
wajahnya, hanya melihat. Istilahnya, dia tak sengaja terlihat... hehe . Dia
langsung sewot, “Apa kamu liat-liat?!” aku langsung berpaling. Pura-pura tak
terjadi apa-apa. Yang aku bingung, kok dia bisa seperti itu?... dia pernah
bercerita bahwa sekali ibunya marah, sapu lidi bisa menjadi saksi bisu atas
pemukulan pantatnya. Meski dia bercerita dengan diselingi tawa, aku dan
teman-temanku hanya tersenyum miris. Kasihaaan...
Neneknya
juga sama, sama-sama galaknya. Katanya ...
Dia kembali bercerita,
dengan gaya kocaknya dan cara bercerita yang diperagakan langsung dalam setiap
adegannya. Katanya, suatu hari ia berlibur kerumah neneknya. Ia senang sekali
karena katanya di rumah neneknya terdapat kebun Lidah Buaya yang cukup luas.
Katanya, ia berencana untuk mengambil Lidah Buaya, untuk perawatan rambut
supaya indah. Padahal, jika dipikir-pikir, dia kan cowok, rambutnya pendek, gak
usah repot soal ngurusin rambut. Kan hanya keramas, beres. Aku pun tak ambil
pusing masalah itu, dia cowok kemayu. So, wajar dong...
Kembali ke rumah
Neneknya, dengan gaya sotoy alias sok tau. Ia malah mengambil Daun Lidah Buaya,
mentang-mentang kebun Neneknya. Pas Neneknya tau kelakuan sang cucu, betapa
marahnya beliau. Tongkat yang tergeletak di dekatnya, langsung di acungkannya
dan hasilnya.. pantat temanku kembali berdenyut sakit... sekali lagi.
Kasihaaan..
Aku banyak mengunakan
“Katanya” karena cerita itu menurut versinya sendiri.
Begitu banyak anak yang sama-sekali tak bersyukur dengan
keutuhan keluarganya. Padahal, kalau sudah tercerai-berai, kau takkan merasakan
sntuhan lembut tangan ibu yqang membelai rambutmu. Tak kan lagi terbayang ayah
akan mengajakmu pergi berjalan-jalan sambil membelikan es krim.
saya mohon restu, untuk mengambil kisah ini dari seseorang..
BalasHapus